Wisata Alam Manado, Maladewa-nya Indonesia

Wisata Alam Manado, Maladewa-nya Indonesia

Saat merantau atau jalan-jalan di kota Manado, kamu pasti ingin menjelajahi keindahan alamnya yang terkenal. Nah, di antara bermacam-macam keindahan alam itu, ada 9 destinasi yang paling bikin kamu kangen bahkan ingin balik ke Manado lagi. Apa saja sih 9 destinasi ini?

1. Pantai Pall, destinasi hits yang bikin kamu betah berlama-lama di sini

Dulunya sih pantai ini begitu sepi, saking sepinya mungkin hanya ada tiga atau empat orang yang berkunjung ke pantai ini. Hamparan pasir putihnya masih sangat lembut dan bersih, tanpa ada bekas jejak kaki para pengunjung. Namun, setelah beberapa foto Pantai Pall beredar di sosmed, pantai ini tiba-tiba menjadi Top Hits destinasi wisata baru bagi warga Manado. Tatkala weekend, tak jarang kita melihat kemacetan sampai satu kilometer menuju pintu masuk Pantai Pall.

Letaknya di Desa Marinsow, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, tak begitu jauh dari pusat kota Manado. Tak lebih dari dua jam, kamu sudah bisa mencapai pantai ini dengan kendaraan pribadi. Birunya air laut, panjangnya bibir pantai dan berbagai wahana permainan yang ada membuat para pengunjung betah berlama-lama di pantai ini. Nah jika kamu sudah pernah kesini satu kali, pasti akan kangen kapan bisa jalan-jalan ke pantai ini untuk kedua kalinya bareng teman-teman.

2. Pantai Aer Pulisan, karena orang Manado bilangnya "Aer" -- bukan "Air"

Tak jauh dari Pantai Pall, kamu bisa menikmati wisata alam Pantai Aer Pulisan. Orang Manado bilang "aer", bukan "air", dan entah bagaimana asal-usulnya pantai ini dinamakan "pantai aer". Pantai Aer masih terletak di Kabupaten yang sama dengan Pantai Pall, yakni Kabupaten Minahasa Utara. Hanya saja, pantai ini terletak di desa yang berbeda.

Goa kecil di pantai ini adalah ciri khas yang membuatnya sangat berbeda dengan pantai-pantai lainnya di Minahasa. Tak perlu keluar banyak uang, kamu cukup membayar ongkos kapal ketinting sebesar Rp15.000 untuk menuju goa dari Pantai Aer Pulisan.

Tempat ini juga menjadi destinasi favorit bagi warga Manado atau para perantau yang ingin refreshing setelah sekian lama penat dengan kerjaan. Ombaknya yang tenang dan beningnya air laut, sangat cocok buat kamu yang suka snorkling atau sekedar bermain air di pantai ini. So, jangan lewatkan pantai ini untuk dicatat dalam list tripmu jika kamu sedang berkunjung atau merantau di Manado.

3. Air Terjun Tekaan Telu, layaknya berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian

Lebih susah mana sih, mendaki gunung atau jalan-jalan ke air terjun? Mungkin bagi beberapa orang, mendaki gunung itu lebih susah dari pada ke air terjun. Tapi sebentar, jajal dulu Air Terjun Tinoor ini sebelum benar-benar yakin bahwa jalan-jalan ke air terjun itu gampang.

Air Terjun Tinoor, atau sering disebut sebagai Air Terjun Tekaan Telu, memilik trek yang sangat sulit untuk ditaklukan. Selain karena medannya yang berada di tepi jurang, kontur bebatuan licin dan tanah yang mudah longsor menjadikan pengalaman tersendiri yang tak akan terlupakan ketika kamu akhirnya bisa sampai ke sana. Letaknya cukup dekat dari Kota Manado, yakni di Desa Tinoor, Kabupaten Tomohon. Tak lebih dari satu jam kamu sudah sampai ke pintu masuk air terjun ini.

Jalan awal memang berupa anak tangga yang agak terawat. Namun setelah melewati hutan rimba, kamu baru akan merasakan sensasinya alam liar dan sulitnya medan yang akan membuatmu makin tertantang untuk segera sampai ke sana.

4. Gunung Soputan, gunung sejuta umat bagi warga Minahasa

Kamu pengin sekadar camping mendirikan tenda-tenda kecil, jalan-jalan melepas kepenatan, atau bernyanyi diiringi petikan gitar di alam bebas? Pergi saja ke Gunung Soputan. Area tempat camping yang luas dengan medan yang landai sangat cocok buat kamu para pendaki pemula yang ingin merasakan petualangan pertama mendaki gunung. Gunung dengan tinggi 1.784 mdl ini berada di Kabupaten Kawangkoan. Dari Kota Manado mungkin membutuhkan waktu dua jam perjalanan darat.

Ada hal unik yang dilakukan oleh kalangan pendaki asal Minahasa, yaitu "nggembel" atau dalam kamus bahasa Indonesianya numpang gratis di kampung terakhir sebelum pos pendakian. Gunung aktif ini memiliki dua puncak yakni Puncak Soputan I dan Puncak Soputan II. Umumnya, para pendaki hanya bisa mencapai Puncak I karena Puncak II punya medan yang vertikal, licin, dan berbahaya. Setelah sampai di Puncak I, kamu dapat berpose bersama teman-temanmu atau menulis kata-kata buat seseorang kemudian diupload pada sosmed.

5. Gunung Ambang, satu-satunya gunung yang memiliki "leher unta"

Berbicara masalah Gunung di Sulawesi Utara tak cukup hanya sampai di Gunung Soputan. Di Kabupaten Boltim (Boolang Mongondow Timur) ada sebuah gunung yang memiliki leher unta, yakni Gunung Ambang. Gunung ini masih memiliki karakteristik yang sama dengan Gunung Soputan, yakni medan yang ringan dan landai. Meskipun gunung ini merupakan gunung mati, asap belerang yang keluar dari kawah Gunung Ambang cukup menyengat. Gunung dengan ketinggian 1.795 mdl ini letaknya tak jauh dari Danau Moat, sehingga kamu bakalan bisa melihat Danau Moat dari atas gunung.

Lahan perkebunan warga yang luas sepanjang jalur pendakian, menjadikan trekking kamu makin indah dan gak membosankan karena kamu bakalan bertemu dengan para petani yang sedang memanen hasil kebunnya untuk dijual di pasar. Sesuatu yang menarik dari gunung ini adalah adanya kontur alam berupa leher unta yang memanjang diatas kawah belerang. Perbukitan hijau dan warna tanah belerang yang putih sangat cocok untuk dijadikan objek fotografi buat kamu yang hobby hunting.

6. Pulau Lihaga, pulau kosong yang membuatmu gak mau pulang

Indonesia adalah negeri dengan ribuan pulau kecil. Nah buat kamu yang sedang berada di Manado, jangan lewatkan pulau kecil yang satu ini namanya Pulau Lihaga. Tanjung Serei di Minahasa Utara adalah dermaga yang paling direkomendasikan buat kamu yang pengin ngetrip ke pulau ini selain karena tempatnya yang luas, pilihan kapal penumpang yang disewakan oleh para nelayan juga tersedia cukup banyak sehingga kamu bebas memilih mana saja yang kamu mau.

Perjalanan kapal penumpang dari Tanjung Serei menuju Pulau Lihaga membutuhkan waktu sekitar 30 menit, dengan ongkos sewa sebesar 700-800 ribu. Sesampainya di pulau ini, kamu bakalan disambut oleh tugu yang dibangun dari kayu dengan bertuliskan "Selamat Datang di Pulau Lihaga, Perombakan Dotu Kuada".

Cukup dengan membayar 25.000 per orang, kamu sudah bisa menikmati segala keindahan alam di pulau ini dengan puas. Mulai dari hamparan pasir putih yang lembut, jernihnya air laut atau hanya sekedar duduk dibawah pepohonan rindang di kala terik matahari.

Kulit sudah mulai hangus, badan sudah capai dan lapar, kamu masih saja bermain-main air di pulau ini. Yah, pulau ini memang sangat cocok buat kamu yang pengin menenangkan diri dari hiruk pikuk Kota Manado.

7. Gunung Lokon, meski tak bisa mencapai puncak aku tetap bangga bisa mendakimu!

Status Gunung ini dari pertengahan tahun 2015 memang tidak pernah diturunkan dari siaga menjadi waspada itu artinya kamu tidak diperbolehkan untuk mendaki gunung ini. Peringatan berupa spanduk bergambar tengkorak  warna merah "Dilarang mendaki kawah gunung lokon" sepertinya kurang diperhatikan oleh para pendaki. Banyak pendaki yang tetap nekad untuk mendaki ke kawah gunung ini.

Untuk mendaki gunung tertinggi di Tomohon ini memang tidak dibutuhkan fisik yang kuat, karena jalurnya cukup pendek dan tidak begitu terjal. Tantangannya adalah jalur lava berupa batuan-batuan besar yang cukup licin dan curam. Gunung ini juga tidak memiliki sumber air, jadi sifat kesetiakawananmu akan semakin diuji tatkala ada temanmu yang kehabisan air minum.

8. Pulau Nain, pesona bungin pasir timbul layaknya Maladewa

Pernahkan kamu pergi ke Maladewa? Wah mungkin terlalu jauh ya buat jalan-jalan ke sana. Tapi cukup ke Minahasa Utara tepatnya di Kecamatan Wori Kampung Nain, kamu bakalan menikmati sensasi alam layaknya di Maladewa. Orang Bajo Kampung Nain menyebutnya "bungin pasir timbul" yakni fenomena surutnya air laut secara maksimal ketika bulan purnama atau bulan mati.

Pasir putih yang akan timbul ke permukaan ketika air laut surut sangat indah, layak membuat tempat ini disebut sebagai "Maladewa-nya Indonesia". Anggaran sewa kapal menuju pulau ini memang cukup mahal: 2,5 juta untuk kapal berukuran 30 sampai 40 penumpang. Ada dua akses pelabuhan untuk menuju kesana, pelabuhan Pasar Bersehati Manado dan Pelabuhan Wori di Minahasa Utara.

Puncak surutnya bungin ini biasanya sekitar pukul 11.00 s.d 14.00 WITA jadi, kamu mesti berpanas-panas dahulu baru untuk menikmati indahnya pulau ini.  Buat kamu yang takut panas, sangat disarankan untuk menggunakan sunblock dan topi karena tidak ada tempat untuk berteduh dari teriknya matahari.

9. Danau Cinta, dari ujung perbatasan negeri untuk Indonesiaku tercinta

Bukan cuma manusia yang punya hati, bumipun punya. Danau Hati berada di ujung utara perbatasan Indonesia dengan Filipina, yaitu di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. Di sini, ada sebuah pulau kecil bernama Pulau Makalehi -- yang dihuni oleh sekitar 100 jiwa warga Suku sangihe.

Akses menuju pulau ini dari Manado masih sulit, hanya ada jasa kapal cepat yang akan mengantarmu dari Pelabuhan Manado menuju Pelabuhan Ulu Siau. Setelah itu kamu harus menyewa kapal untuk akses menuju Pulau Makalehi. Sebagai tanda perbatasanNKRI, di pulau ini dibangun sebuah monumen bernama "Monumen Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Bagi kamu yang hobby explore tempat asing, Pulau Makalehi mungkin menjadi pilihan yang tepat. Selain karena aksesnya yang menantang, kekentalan adat istiadat warga makalehi juga masih sangat kuat. Sebelum kamu trekking bukit untuk memotret Danau Cinta, kamu bakalan diantar oleh warga Makalehi menuju suatu goa yang berisi tengkorak. Konon tengkorak-tengkorak itu dapat menghabiskan satu batang rokok dengan sangat cepat.

Wah, siapa sangka? Ternyata di ujung utara perbatasan Indonesia tersimpan keanekaragaman budaya dan pesona alam Danau Hati yang tak ada duanya.


Diambil dari Hipwee Oleh Qobul Pamuji

Dipost Oleh Super Administrator

No matter how exciting or significant a person's life is, a poorly written biography will make it seem like a snore. On the other hand, a good biographer can draw insight from an ordinary life-because they recognize that even the most exciting life is an ordinary life! After all, a biography isn't supposed to be a collection of facts assembled in chronological order; it's the biographer's interpretation of how that life was different and important.

Post Terkait

Tinggalkan Komentar